Simbiosis Mutualisme Jadi Fondasi Penguatan Pembangunan di Pedalaman Kutim

Berita3.net, BUSANG – Desa Long Pejeng, Kecamatan Busang, pada Senin 8 Desember 2025 kembali menjadi pusat sukacita dan kebersamaan umat Kristiani dalam Perayaan Natal Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) lima kecamatan. Mengusung tema “Allah Hadir Menyelamatkan Keluarga” yang diambil dari Matius 1:21–24 serta sejalan dengan tema nasional, perayaan ini mempererat ikatan iman sekaligus menegaskan kuatnya toleransi di wilayah pedalaman Kutai Timur.

Acara ini diikuti 859 peserta dari 10 jemaat yang tersebar di Kecamatan Busang, Batu Ampar, Long Mesangat, Muara Ancalong, dan Muara Bengkal. Perayaan Natal gabungan tersebut telah menjadi tradisi tahunan yang memperkuat persatuan lintas denominasi gereja.

Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, hadir memberikan dukungan langsung. Dalam sambutannya, ia mengingatkan bahwa esensi Natal adalah pernyataan kasih Allah bagi seluruh umat manusia.

“Pembentukan manusia berakhlak mulia dimulai dari rumah ibadah. Peran para hamba Tuhan sangat penting dalam membentuk karakter masyarakat. Ini sejalan dengan visi-misi Kutai Timur,” tegas Mahyunadi.

Ia menekankan bahwa Long Pejeng telah memberi teladan bagaimana kerukunan dijalani sebagai praktik hidup sehari-hari, bukan sekadar slogan.

“Natal mengingatkan kita bahwa damai itu harus dimulai dari keluarga, dari kampung, dan menyebar kepada seluruh masyarakat. Kutim akan semakin kokoh bila persaudaraan dijaga,” ujarnya.

Dalam momen itu, Mahyunadi juga menyoroti pentingnya hubungan saling menguatkan antara masyarakat dengan dunia usaha.

“Simbiosis mutualisme antara warga dan perusahaan adalah modal dasar pembangunan. Indonesia yang memiliki beragam suku dan agama dilindungi oleh sila pertama. Pemerintah mengayomi semua, sementara gereja membentuk manusia berakhlak mulia agar persatuan tetap terjaga,” jelasnya.

Suasana perayaan berlangsung hangat dan penuh makna. Gedung pertemuan desa dipadati jemaat dari berbagai usia. Kehadiran beberapa warga non-Nasrani memberi warna tersendiri, mencerminkan kuatnya budaya menghargai perbedaan di Kecamatan Busang.

Ketua Panitia, Lukas Lugan, dalam laporannya menyampaikan bahwa perayaan ini mengundang 430 jemaat, namun yang hadir mewakili 10 jemaat dari lima kecamatan.

Ketua Bamag 5 Kecamatan, Pdt. Petrus Apuy, dalam pesannya mengajak jemaat untuk kembali menempatkan Kristus sebagai pusat pemulihan keluarga.

“Keluarga adalah tempat pertama kasih Allah dinyatakan. Jika keluarga kuat dalam damai dan saling mengasihi, maka masyarakat juga akan kuat. Gereja hadir untuk menuntun dan menerangi kehidupan keluarga,” ungkapnya.

Acara kemudian ditutup dengan ibadah syukur, pujian, serta ramah tamah yang menjadi ruang mempererat persaudaraan lintas jemaat. Perayaan Natal di Long Pejeng kembali menegaskan bahwa iman, kasih, dan toleransi adalah fondasi penting dalam membangun harmoni kehidupan masyarakat.

Dengan spirit Natal dan budaya saling menghargai yang terus dirawat, masyarakat Long Pejeng dan Busang semakin meneguhkan diri sebagai komunitas yang hidup dalam damai, saling membantu, dan menjunjung nilai kemanusiaan. (Adv/diskominfo_ktm)