Berita3.net, SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat strategi pencegahan stunting dengan menitikberatkan pada upaya dari hulu. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), fokus kebijakan diarahkan pada keluarga berisiko sebelum stunting terjadi.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menegaskan bahwa pendekatan tersebut penting untuk meluruskan pemahaman publik.
“Penanganan stunting tidak semata-mata berbicara tentang anak yang sudah terlanjur mengalami kondisi tersebut,” jelasnya.
Ia menjelaskan, ketika anak lahir dalam kondisi stunting, maka yang dilakukan adalah pengobatan. Namun, arah kebijakan yang saat ini dikedepankan adalah pencegahan sejak jauh hari, bahkan sebelum anak dilahirkan.
Karena itu, Pemkab Kutim memprioritaskan perbaikan kondisi keluarga agar tidak masuk dalam kategori keluarga berisiko stunting. Upaya ini dinilai lebih efektif dalam menekan angka stunting secara berkelanjutan.
Junaidi memaparkan, terdapat sejumlah indikator yang membuat sebuah keluarga dikategorikan berisiko. Di antaranya adalah keterbatasan akses sanitasi dan air bersih, tidak memiliki jamban sehat, serta termasuk dalam kelompok Pasangan Usia Subur (PUS) 4T.
“Kelompok PUS 4T meliputi kondisi terlalu muda, terlalu tua, jarak kelahiran terlalu dekat, dan jumlah anak terlalu banyak. Selain itu, keluarga yang tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB) juga masuk dalam kelompok berisiko,” paparnya.
Ia menambahkan, jarak kelahiran yang terlalu rapat dan jumlah anak yang banyak berpotensi menghambat pemenuhan kebutuhan dasar, baik dari sisi pendidikan maupun kesehatan keluarga.
Faktor ekonomi juga menjadi perhatian serius. Keluarga yang masuk dalam kelompok desil 1 hingga 4, atau masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah, termasuk sasaran utama intervensi karena rentan terhadap permasalahan gizi dan kesehatan.
Untuk itu, DPPKB Kutim mendorong kolaborasi lintas sektor dengan OPD terkait guna menghadirkan intervensi terpadu, seperti pelatihan keterampilan, pemberdayaan ekonomi, dan peningkatan akses pendidikan, demi mewujudkan Kutim yang sehat, sejahtera, dan bebas stunting. (Adv/diskominfo_kutim)






