Berita3.net, SANGATTA – Upaya menghadirkan harga kebutuhan pokok yang lebih terjangkau terus digenjot Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Melalui program pasar murah yang telah berjalan sejak 2022, pemerintah daerah menargetkan seluruh kecamatan, termasuk wilayah terpencil, dapat merasakan manfaat dari program pengendalian inflasi tersebut.
Pengawas Perdagangan Dalam Negeri Ahli Muda Disperindag Kutim, Ahmad Doni Erfiyadi, menegaskan bahwa pasar murah merupakan implementasi arahan pemerintah pusat dalam menjaga stabilitas harga di daerah. Saat ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini, ia menuturkan bahwa Disperindag Kutim secara konsisten menyusun strategi agar distribusi komoditas bisa dilakukan secara merata.
“Pasar murah ini bagian dari instruksi Presiden yang diteruskan oleh Gubernur dan Bupati. Sejak 2022 kami menjalankannya, dan target kami tetap sama: semua kecamatan harus merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Meski sebagian besar kecamatan di Kutim telah terlayani, Doni mengakui masih ada tiga wilayah yang belum terjangkau secara optimal, yakni Sandaran, Long Mesangat, dan Busang. Ketiganya disebut memiliki karakteristik geografis dan kondisi infrastruktur yang menyulitkan distribusi logistik.
“Daerah-daerah tersebut menjadi tantangan tersendiri. Aksesnya jauh dan kondisi jalannya belum mendukung, sehingga menyulitkan pendistribusian barang dalam jumlah besar,” jelasnya.
Kondisi serupa juga dialami masyarakat pesisir. Menurut Doni, warga Sandaran atau Busang yang ingin mengikuti pasar murah di Sangkulirang harus mengeluarkan biaya transportasi cukup tinggi. Besarnya pengeluaran membuat manfaat pasar murah menjadi kurang optimal.
“Biaya perjalanannya bisa mencapai Rp 300 ribu. Hampir sama dengan nilai paket sembako yang dijual. Ini yang membuat kami harus mencari pendekatan lain agar mereka tetap bisa terbantu,” paparnya.
Untuk itu, Disperindag Kutim akan berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) serta Inspektorat Wilayah (Itwil) guna mengkaji pola distribusi baru maupun dukungan logistik tambahan. Langkah ini diharapkan dapat membuka solusi agar pasar murah dapat menjangkau kecamatan yang selama ini terisolasi.
“Kami akan melakukan pemetaan bersama Bappeda dan Itwil. Harapannya ada mekanisme transportasi yang lebih efektif sehingga pendistribusiannya bisa dilakukan tanpa membebani masyarakat,” katanya.
Meski menghadapi banyak hambatan, pelaksanaan pasar murah tetap menunjukkan perkembangan positif. Sejumlah wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau, seperti Batu Ampar dan Telen, kini sudah dapat ditembus meski sempat terhambat bencana banjir.
“Alhamdulillah Batu Ampar dan Telen sudah bisa kami layani. Medannya berat, tapi kami berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan,” ungkap Doni.
Ia berharap, keberlanjutan program ini tidak hanya membantu menahan inflasi, tetapi juga memperkuat peran pemerintah sebagai penyedia akses ekonomi yang merata bagi seluruh masyarakat Kutai Timur.
“Prinsip kami jelas: tidak boleh ada wilayah yang tertinggal dalam menerima pelayanan pasar murah,” tutupnya. (Adv/diskominfo_ktm)






