Berita3.net, SANGATTA – Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kutai Timur (Kutim) Ernata Hadi Sujito menyampaikan deretan pesan para Pahlawan Nasional saat Upacara Peringatan Hari Pahlawan yang digelar di Halaman Kantor Bupati Kutim, Senin (10/11/2025) pagi. Ia tampil membacakan kutipan para pejuang usai prosesi pengibaran bendera untuk mengajak seluruh peserta merenungkan makna pengorbanan.
Dalam penyampaiannya, Ernata menegaskan bahwa pesan para pahlawan merupakan warisan nilai yang harus diingat, bukan sekadar rangkaian kalimat dari masa lalu. Ia mengatakan bahwa setiap petuah mengandung refleksi tentang karakter bangsa yang perlu terus dipertahankan.
Ia membuka pembacaan dengan pesan Dr Cipto Mangunkusumo yang menekankan bahwa perjuangan tanpa dasar pikiran merdeka hanyalah menjadi letupan emosi, bukan tindakan yang benar-benar berlandaskan kesadaran perjuangan.
Selanjutnya, Ernata membacakan pesan Pangeran Antasari yang menegaskan pentingnya pengabdian kepada rakyat serta memegang teguh kehormatan sebagai prinsip utama dalam perjuangan yang tidak lekang oleh waktu.
Pesan dari tokoh perempuan pejuang, Maria Walanda Maramis, juga disampaikan. Ia menyoroti bahwa perempuan bukan sekadar bayangan, melainkan cahaya yang turut menerangi perjalanan keluarga dan bangsa.
Ernata kemudian menyampaikan petuah Teuku Cik Di Tiro yang menegaskan bahwa mereka yang memperjuangkan kebenaran tidak memiliki tempat bagi rasa takut, karena keyakinan yang benar adalah sumber keberanian.
Ia juga membacakan pesan Ida Anak Agung Gede Agung yang menekankan bahwa politik seharusnya menjadi sarana menjaga martabat bangsa, bukan sekadar alat untuk meraih kekuasaan semata.
Dalam rangkaian berikutnya, Ernata menjelaskan satu per satu pesan tokoh-tokoh lain, dimulai dari Mr Iwa Kusuma Sumantri yang menegaskan bahwa hukum hanya memiliki arti ketika berdiri bersama rakyat. Pesan ini dianggap relevan sebagai pengingat bahwa keadilan harus berpijak pada kepentingan publik, bukan kepentingan segelintir pihak.
Kemudian, ia menjelaskan pesan Kasman Singodimedjo yang menekankan bahwa menjaga kemerdekaan tidak cukup dengan semangat saja, tetapi harus ditempuh dengan kejujuran. Hal ini menyiratkan bahwa integritas merupakan pondasi moral dalam mempertahankan nilai-nilai kemerdekaan.
Pesan HOS Cokroaminoto turut dijabarkan, yakni bahwa seorang pemimpin sejati tidak hanya memberi perintah, melainkan menuntun. Menurut Ernata, pesan ini relevan dengan kebutuhan akan kepemimpinan yang mampu menjadi teladan dan pembimbing bagi masyarakat.
Ernata menutup pembacaan dengan pesan Ki Bagus Hadikusumo yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah amanah Tuhan yang harus dijaga dengan iman dan ilmu. Ia menegaskan bahwa kekuatan spiritual dan pengetahuan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menjaga kelangsungan bangsa. (Adv/diskominfo_kutim)






