Pemkab Kutim Siapkan Pemindahan TPA Batota, Fokus Benahi Pengelolaan Sampah Menuju Adipura

Berita3.net, SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berupaya memperkuat sistem pengelolaan sampah demi mewujudkan tata kota yang bersih dan berkelanjutan. Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutim, Noviari Noor, menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah mempersiapkan langkah pemindahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batota ke lokasi baru yang lebih representatif dan ramah lingkungan.

Hal itu disampaikan Noviari usai membuka Focus Group Discussion (FGD) Pendahuluan Studi Kelayakan Teknis, Ekonomi, dan Lingkungan Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Pelangi Room Hotel Royal Victoria, Sangatta, Rabu (12/11/2025). Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, Aji Wijaya Effendi, serta sejumlah perwakilan instansi terkait.

Menurut Noviari, kondisi TPA Batota saat ini masih dimanfaatkan sementara, namun sistem pengelolaannya akan ditingkatkan agar sesuai standar nasional. “TPA yang sekarang masih kita gunakan sementara, tetapi akan diubah sistemnya menjadi controlled landfill. Sementara untuk TPA baru akan menggunakan sistem sanitary landfill supaya lebih ramah lingkungan,” jelasnya.

Ia menuturkan, peningkatan sistem pengelolaan sampah menjadi kebutuhan mendesak mengingat produksi sampah di Sangatta telah mencapai sekitar 220 ton per hari. Tanpa penanganan yang tepat, hal ini dapat memicu pencemaran dan mengganggu kesehatan masyarakat.

“Dengan sistem baru ini, hanya sekitar 30 persen residu yang akan dibuang ke TPA. Sisanya diolah di TPST yang nantinya juga memberi nilai ekonomis bagi masyarakat. Bahkan, TPST modern juga akan dibangun di beberapa kecamatan lain seperti Bengalon, Muara Wahau, dan Muara Bengkal,” papar Noviari.

Lebih jauh, Noviari mengungkapkan bahwa pembenahan sistem pengelolaan sampah juga menjadi bagian penting dari persiapan penilaian Adipura tahun ini. Menurutnya, kebersihan lingkungan dan sistem persampahan menjadi indikator utama dalam proses penilaian penghargaan tersebut.

“Penilaian Adipura sedang berjalan untuk kali kedua. Salah satu poin utama yang dinilai adalah bagaimana kita mengelola sampah. Karena itu, kami fokus membenahi sistem dari hulu ke hilir agar bisa memenuhi standar penilaian,” ungkapnya.

Selain dukungan pemerintah daerah, Noviari menegaskan bahwa keberhasilan program pengelolaan sampah juga sangat bergantung pada partisipasi masyarakat dan pihak swasta. “Sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua pihak harus terlibat, termasuk masyarakat sebagai penghasil sampah. Kita terus melakukan sosialisasi agar warga terbiasa memilah sampah sejak dari rumah,” tambahnya.

Noviari juga berharap kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan sampah dapat terus ditingkatkan agar Kutim mampu mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Ia optimistis, sistem baru yang dirancang akan menjadi solusi jangka panjang untuk permasalahan persampahan di daerah.

“Mudah-mudahan dengan sistem baru ini, 220 ton sampah per hari bisa dikelola secara efisien. Ke depan, jika volume meningkat, Kutim sudah siap menghadapi tantangan dengan sistem pengelolaan yang lebih modern dan terintegrasi,” tutupnya. (Adv/setkab_ktm)