Berita3.net, SANGATTA – Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN), Korp Pegawai Negeri Sipil (Korpri) dan Apel Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran Hutan (Karhutla) bakal digabung pelaksanaannya, yakni Selasa (26/11/2019) mendatang di Lapangan Kantor Bupati, Pusat Pekantoran Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Demi kelancaran dan suksesnya tiga kegiatan tersebut, Pemkab Kutim melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait.
Rapat koordinasi yang dipimpin Sekretaris Kabupaten H Irawansyah didampingi Asisten Pemkesra H Suko Buono ini, bertempat diruang Ulin, Sekretariat Pemkab Kutim, Rabu (20/11/2019) serta dihadiri pihak terkait seperti Dinas Pendidikan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dishub, Protokol Pemkab Kutim, Basarnas, Pemadam Kebakaran, Polres Kutim, Kodim 0909/Sangatta, Lanal Sangatta, Perusahaan Tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan instansi terkait lainnya.
Irawansyah mengatakan tiga kegiatan tersebut sengaja digabungkan untuk menghemat waktu. Namun pelaksanaannya saling berkoordinasi. Kesiapsiagaan bencana Karhutla penting, karena walaupun sudah mulai hujan, namun masih terjadi kebakaran hutan.
“Ini sangat penting kita laksanakan, karena sampai saat ini diwilayah kita (Kutim) masih tetap dalam keadaan siaga. Karena baru-baru ini, 2 hari ini masih terjadi kebakaran-kebakaran lahan. Tim yang ada dilapangan harus selalu memonitor dan siap selalu,” tegasnya.
Apel siaga ini, sambungnya, untuk membuktikan bahwa Pemerintah, masyarakat, dunia usaha, selalu siap siaga terhadap Karhutla. Disamping itu, peralatan baru BPBD juga akan diperlihatkan dalam apel gabungan. Dia menambahkan, tahun 2020 tiap kecamatan akan disiapkan peralatan berupa water canon, fungsinya bukan hanya untuk pemadaman kebakaran hutan, tetapi apabila terjadi kebakaran pemukiman dapat dipergunakan.
“Mudah-mudahan kesiapan kita diikuti oleh pihak lainnya. Perusahaan tambang dan perkebunan juga diminta untuk selalu siaga. Pembentuk tim pencegahan kebakaran hutan dan pemukiman, saat ini bukan saja ditangani pada saat kebakaran namun mulai dari pencegahannya,” ujarnya.
Pencegahan, sambung mantan Kepala Disperindag ini, bisa dilakukan melalui sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat. Agar masyarakat juga memahami, bahwa mambakar lahan bisa dikenakan sanksi hukum. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum mengerti hal ini (sanksi).
“Alhamdulillah, di Kaltim, khususnya Kutim, dari laporan Kecamatan-Kecamatan, bahwa kebakaran hutan tidak terlalu meluas dan dapat dicegah, diatasi oleh masyarakat kita, ini tidak terlepas dari bantuan perusahaan – perusahaan yang ada,” tuturnya.
Lebih jauh Ia mengingatkan, perusahaan tambang-tambang perlu mewaspadai. Karena batubara bisa terbakar sendiri. Termasuk perusahaan perkebunan, harus berhati-hati terhadap peladang yang ada disekitarnya, mereka (petani lading) juga dibantu sosialisasi agar tidak membakar hutan.
“Inilah upaya-upaya kita untuk pencegahan dengan selalu bersinergi, baik pemerintah, masyarakat maupun perusahaan yang ada di Kutim ini,” tandasnya.
,Sementara itu, Superintendent Emergency Preparation and Response KPC, Noldy Tambayong mengatakan pihak selalu siap bersinergi dalam melakukan pencegahan bencana Karhutla. (hms15/An)