Berita3.net, Sangatta – NandikaWildan dari SMA 2 Sangatta Utara dan Dina Riani SMA 1 Sangatta Selatan, terpilih sebagai pasangan Duta Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kutai Timur 2019, usai melalui Grand Final Pemilihan Duta KTR 2019, yang diselenggarakan Dinkes Kutim di Gedung Wanita Bukit Pelangi, Kamis (14/11).
Penerapan KTR sangat membutuhkan partisipasi dari semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat, termasuk generasi muda. Generasi muda yang memiliki mobilitas, semangat dan kreatifitas tinggi, diharapkan bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya masing- masing, dalam menerapkan suksesnya KTR ini.
Sekretaris Dinas Kesehatan, Hariati mewakili Kepala (Dinkes) dalam sambutannya saat membuka kegiatan ini menyebutkan, keterlibatan generasi muda, khususnya pelajar sangat penting, karema mereka bisa menjadi agen perubahan untuk mengampanyekan penerapan KTR di sekolah, dan tempat- tempat lainnya.
Hariati mengaku sangat prihatin dengan tingginya angka perokok dari kalangan generasi muda atau pelajar. “Penerapan KTR dan kampanye anti rokok harus terus digalakkan, demi melindungi generasi muda agar tetap sehat dan produktif. Caranya, menekan jumlah perokok pemula seperti anak- anak dan remaja, Mari wujudkan generasi sehat dan keren tanpa rokok,” ajak dia.
“Upaya sosialisasi terus kami lakukan, sebagai upaya untuk menjaga lingkungan sekolah sebagai layanan pendidikan yang bisa benar-benar menjamin terwujudnya lingkungan yang sehat bagi segenap pelajar dan guru, melalui duta KTR di tiap sekolah yang sudah kami terapkan,” ujar Hariati.
Sebelumnya Ketua Panitia Nurkholis menjelaskan, ada 5 kecamatan yang berpartisipasi dalam proses pemilihan Calon Duta KTR ini yakni Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Rantau Pulung, Teluk Pandan dan Kecamatan Bengalon.
Proses seleksinya mulai akhir bulan Oktober 2019 yang lalu. Dimana, setiap sekolah ada di 5 kecamatan tersebut menyeleksi siswa berprestasi, untuk menjadi wakil dari tiap sekolah untuk ikut pemilihan Calon Duta KTR ini. Setelah terpilih mereka lalu dikarantina selama seminggu.
“Ada tahap audisi awal di tiap sekolah dari 5 kecamatan yang ikut serta. Masing- masing sekolah mengirimkan 3 wakil terbaiknya. Kemudian panitia melakukan seleksi tes tulis dan lisan, untuk kemudian diambil dua terbaik. Dari dua peserta Audisi terbaik terpilih 20 orang finalis, yang kemudian masuk porses karantina/pembinaan selama sepekan di Sangatta,” jelas Nurcholis.
Dia menambahkan selama masa karantina, peserta mendapat materi wajib dari Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan. Selain itu peserta juga mendapatkan materi pendukung yang di bawakan oleh narasumber yang kompeten di bidangnya misalnya dasar- dasar kepemimpinan oleh Camat Rantau Pulung yang merupakan camat terbaik, Sarwono Hidayat dari BNK dan juga materi dari Narasumber dari Ikatan psikolog, untuk meningkatkan rasa percaya diri serta berkomunikasi yang efektif.
“Harapannya mereka yang masuk dalam 20 besar ini bukan hanya menjadi agen perubahan penerapan KTR, tapi juga menjadi duta-duta di bidang lain seperti kesehatan, perlindungan anak, lingkungan hidup dan pariwisata. Mereka harus menjadi pembawa pesan dan misi sosial yang memeberikan pengaruh positif ke tengah- tengah kehidupan dan lingkungannya. (hms4/As)