Berita3.net, Sangatta – Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur (Kutim) Roma Malau mengatakan jika Disdik Kutim sudah melakukan 4 program andalannya berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang akhirnya diganjar prestasi Anugerah “Kita Harus Belajar” (Kihajar) dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Kebudayaan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Saat menghadiri Taklimat Media bersama 15 perwakilan Kepala Disdik Kabupaten/Kota, Roma menjelaskan 4 program ini dihadapan awak media nasional maupun daerah yang hadir di Ruang Anggrek Balai Kartini Exhibition dan Convention Center, Kamis (14/11/2019).
Dikatakan Roma, Disdik Kutim telah menjalankan Sistem Informasi Kinerja Guru (Simaksiru) yang didalamnya terdapat laporan kinerja profesi pendidik memenuhi standar profesinya. Hasilnya memberikan jaminan pelayanan pendidikan yang paripurna di wilayah Kutim.
“Dengan berlangsungnya layanan pendidikan secara profesional serta manajemen sekolah yang berdaya guna tinggi, maka upaya menciptakan disiplin dan produktifitas profesi dibidang kependidikan akan lebih terjamin,” sebut Roma.
Ditambahkan Roma melalui Simaksiru, profesi kependidikan di Kutim akan memperoleh manfaat, diantaranya rekam jejak kinerja dan angka kredit terpantau.
“Kenaikan pangkat lebih pasti, kesejahteraan profesi lebih adil dan pembinaan profesi lebih fokus. Intinya aplikasi Simaksiru akan menguatkan pendidikan, khususnya dalam sistem pengawasan pada saat kegiatan belajar mengajar disetiap sekolah di Kutim,” paparnya.
Selanjutnya ada program Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Bantuan Operasional Nasional (Bosnas) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilaporkan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu sehingga terhindar dari penyimpangan.
“Kita antisipasi terjadinya korupsi, untuk itu kita menginput data keuangan secara real sesuai fakta,” jelasnya.
Untuk Digital Learning, Disdik Kutim sudah menyosialisasikan yaitu suatu sistem informasi, komunikasi dan teknologi yang bisa memantau seluruh kegiatan siswa di satu sekolah.
“Mulai dari kegiatan belajar mengajar, kegiatan siswa, nilai ulangan, kehadiran siswa maupun guru, hingga aktifitas pendidikan lainnya,” ujarnya.
Sistem ini juga mendorong siswa lebih mandiri dalam belajar dan mendalami materi bahan ajar. Karena mereka dapat belajar kapan dan dimana saja, baik secara offline maupun online.
“Orangtua dapat memantau seluruh kegiatan anak mereka, cukup dengan menekan tombol informasi yang diinginkan,” terangnya.
Terakhir yaitu Sistem Informasi Penatapan Angka Kredit (SIMPAK) yang diterapkan Disdik Kutim yaitu menggunakan aplikasi di smartphone untuk melihat perencanaan kebutuhan guru, baik menentukan kebutuhan CPNS guru hingga lainnya.
“Ini sangat penting untuk guru untuk memperoleh angka kredit dalam pembinaan karir dan penerbitan SK tunjangan profesi pendidik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto menegaskan pendayagunaan TIK di seluruh wilayah Indonesia bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah pusat tetapi juga membutuhkan partisipasi pemda di sektor pendidikan dan kebudayaan terkait kebijakan, anggaran, program, inplementasi, dan dampaknya.
“Selain memberikan apresiasi atas upaya tersebut, Anugerah Kihajar Kepala Daerah dimaksudkan untuk memetakan tingkat pendayagunaan TIK di daerah sebagai upaya peningkayan mutu pendidikan dan kebudayaan,” tutupnya. (hms13/As)