Berita3.net, SANGATTA – Gemerlap malam di Lapangan Polder Ilham Maulana, Jumat (14/11/2025), menjadi saksi pembukaan Festival Magic Land Kutai Timur (Kutim) ke-2. Ratusan warga memadati arena pertunjukan untuk menikmati helatan budaya yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman hadir membuka kegiatan, didampingi Kabid Kebudayaan Disdikbud Kutim Padliansyah dan unsur Forkopimda.
Tahun ini, Magic Land menampilkan karya unggulan bertajuk “The Soul of Magicland Kutim”, sebuah pertunjukan tari yang menghadirkan kekayaan nilai budaya dari pesisir hingga pedalaman. Gerakannya yang enerjik dan modern dikombinasikan dengan unsur tradisi, menjadi simbol keharmonisan keberagaman suku dan budaya di Kutim. Garapan ini melibatkan Tim FDT Kutim dengan musik ciptaan Asep Firmansyah dan Saiza Ashari, dibawakan oleh para penari terbaik Putra-Putri Kutim binaan Disdikbud.
Dalam laporannya, Kabid Kebudayaan Padliansyah menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi menyukseskan penyelenggaraan festival. Ia menyebut Magic Land sebagai wadah tumbuhnya kreativitas dan ruang ekspresi budaya masyarakat Kutim.
“Festival ini menjadi gambaran bahwa Kutim tidak hanya kaya alam, tetapi juga kaya talenta, kreativitas, dan energi anak muda,” ujarnya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Kepala Disdikbud Mulyono yang berhalangan.
Padliansyah menegaskan bahwa Festival Magic Land merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Meski digagas dengan kemasan sederhana, festival ini ditargetkan menjadi ikon budaya Kutim dengan rangkaian pertunjukan seni lintas suku yang akan tampil selama tiga malam berturut-turut.
Selain panggung utama, agenda kebudayaan lainnya juga telah disusun. Pada Minggu (16/11/2025), akan dibuka Pameran Sejarah Budaya Islam di Masjid Agung Al-Faruq. Kemudian, Festival Pesona Budaya berlangsung pada 21–23 November di Lapangan Helipad Bukit Pelangi, dan ditutup dengan Festival Musik Anti Narkoba di Kecamatan Bengalon pada 28–30 November 2025.
Dalam sambutan pembukanya, Bupati Ardiansyah Sulaiman kembali mengingatkan pentingnya menjaga dan menghargai warisan budaya.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan budayanya,” tegasnya.
Bupati menuturkan bahwa Kutim merupakan daerah heterogen dengan kekayaan alam yang luar biasa. Keberagaman tersebut menjadi kekuatan sekaligus cermin dari panjangnya perjalanan sejarah di wilayah ini.
“Dari kekayaan alam inilah kita mengenal temuan penting mengenai sejarah kehidupan manusia purba di Kalimantan Timur, yang diperkirakan berusia 10.000 tahun sebelum Masehi. Temuan ini menunjukkan bahwa kawasan kita telah menjadi bagian dari perjalanan panjang sejarah bangsa,” jelasnya.
Ia meminta Disdikbud, khususnya Bidang Kebudayaan, untuk terus menggali, meneliti, dan mempublikasikan khazanah sejarah serta kebudayaan Kutim agar dapat menjadi kontribusi bagi kebudayaan nasional.
Menurutnya, Festival Magic Land adalah salah satu wujud nyata upaya merawat dan memajukan budaya lokal.
“Melalui seni tari, musik, dan karya kreatif lainnya, kita ingin menunjukkan bahwa Kutim bukan hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya identitas budaya dan talenta,” ungkapnya.
Bupati berharap festival ini menjadi ruang perjumpaan, ruang apresiasi, dan sekaligus ruang regenerasi bagi pelestarian budaya Kutim.
“Semoga kegiatan ini memperkuat jati diri budaya kita dan menjadi warisan berharga bagi generasi yang akan datang,” tutupnya. (Adv/setkab_ktm)









