UN Ditiadakan, Disdik Kutim Tetap Lakukan Ujian Standarisasi Sekolah

Berita3.net, Sangatta – Kementerian Pendidikan mengeluarkan edaran tentang tidak adanya ujian nasional untuk tahun ini. Hal ini sebagai imbas dalam menghadapi wabah Covid-19 di Indonesia. Tidak adanya ujian nasional, juga dilakukan di daerah. Satu di antaranya Kabupaten Kutai Timur.

Meski tidak ada ujian nasional, menurut Kepala Dinas Pendidikan Kutim, DR Roma Malau, ujian standarisasi pendidikan harus tetap ada.

“Kami selalu melakukan video conference dengan kepala sekolah dan guru-guru, serta kepala UPT Pendidikan di seluruh kecamatan.

Bahkan, video conference juga dilakukan guru dengan anak-anak muridnya dan orang tua. Untuk memantau belajar anak di rumah,” ungkap Roma

Distribusi soal untuk ujian standarisasi pendidikan, bisa melalui aplikasi whatsapp, ada juga yang mandiri. Untuk mandiri, dilakukan pada orang tua maupun siswa yang tidak memiliki smartphone.

“Guru mendatangi siswanya satu per satu. Dengan catatan, dalam satu hari tidak bisa banyak. Seperti yang dilakukan di SDN 008 Sangatta Utara. Guru tidak bisa mendatangi siswanya secara keseluruhan dalam satu hari, sehingga diambil dua siswa sehari,” beber Roma.

Setelah selesai, kata Roma, hasilnya akan ditentukan dengan surat edaran Menteri Pendidikan Nasional. Memang secara nasional tidak ada ujian nasional. Tapi, untuk standar kompetensi guru, siswa maupun pendidikan, dilaksanakan pemerintah daerah setempat.

Dikirim ke Kementerian Pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kaltim di Samarinda.

“Kemarin kami ada juga video conference dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim dengan LPMP Samarinda. Semua daerah melaksanakan hal yang sama. Ada yang offline, ada yang online. Jadi semua mata pelajaran yang diberikan guru, tetap kita pantau. Hanya untuk TK, kami tidak membebani. TK kami minta membuat video. Semisal, anak-anak sedang menyiram tanaman, hal ini masuk dalam kategori pembinaan karakter menyayangi tanaman,” ungkap Roma.

Seperti diketahui, proses belajar mengajar di seluruh sekolah di Kutai Timur, mulai tingkat PAUD hingga SMA, diliburkan.

Sistem belajar yang sebelumnya tatap muka diganti dengan sistem daring. Meski demikian, Roma sudah mewanti-wanti agar, libur panjang tidak digunakan para murid untuk bermain atau liburan keluar kota. Namun, harus tetap belajar dan tetap berada di rumah. Agar terhindar dari penularan wabah Covid-19. (advertorial/Diskominfo Perstik Kutim/sar/As)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *