Berita3.net, SANGATTA – Upaya menciptakan lingkungan yang aman bagi anak terus ditingkatkan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Timur. Melalui program edukasi yang digelar secara berkala di sekolah-sekolah, DP3A berkomitmen membangun kesadaran sejak dini mengenai bahaya kekerasan dan pentingnya perlindungan diri.
Pada tahun ini, DP3A Kutim memperluas jangkauan sosialisasi dengan melibatkan lebih banyak sekolah dan komunitas pendidikan. Langkah ini ditempuh untuk memastikan anak-anak, guru, serta orang tua memahami pola kekerasan yang dapat terjadi di berbagai lingkungan dan mengetahui cara mengantisipasinya.
Kepala DP3A Kutim, Idham Chalid, menegaskan bahwa edukasi lapangan menjadi salah satu strategi utama dinas dalam menekan potensi kekerasan.
Menurutnya, pencegahan tidak cukup dilakukan saat laporan muncul, tetapi harus dimulai sebelum anak-anak menghadapi situasi berbahaya.
“Kita tidak menunggu ada kasus. Tim kami memang rutin turun memberikan pembinaan dan penyuluhan sejak awal,” kata Idham.
Program yang dilaksanakan mencakup berbagai bentuk edukasi, mulai dari sosialisasi langsung di kelas, seminar tematik, hingga kegiatan parenting bersama orang tua. Seluruhnya bertujuan memperkuat pemahaman anak tentang berbagai bentuk kekerasan yang bisa terjadi dalam keseharian mereka.
Idham menjelaskan bahwa anak-anak perlu dibekali kemampuan untuk mengenali tanda-tanda kekerasan maupun pelecehan sejak dini. Dengan begitu, mereka dapat bersikap lebih waspada dan berani melapor jika menemukan situasi yang mencurigakan.
“Waspada sebelum menjadi korban itu sangat penting. Kami ajarkan bagaimana mengenali gerak-gerik mencurigakan dan apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Namun demikian, ia mengakui bahwa tidak semua ancaman berasal dari lingkungan yang terpantau. Beberapa kasus yang terjadi justru melibatkan pelaku dari luar lingkar sekolah maupun keluarga, sehingga deteksinya lebih sulit.
“Kadang pelaku tidak berasal dari lingkungan terdekat. Ini yang menantang, karena butuh pemahaman yang lebih kuat agar anak-anak mampu melindungi diri,” ucapnya.
DP3A Kutim memastikan bahwa pendampingan tidak hanya berfokus pada sekolah, tetapi juga mencakup lingkungan pemukiman. Edukasi menyasar komunitas dan kelompok masyarakat untuk membangun sistem perlindungan yang lebih menyeluruh.
Dengan pendekatan yang diperluas, DP3A berharap tercipta ekosistem yang aman dan ramah anak, serta menurunkan angka kekerasan secara signifikan di wilayah Kutai Timur. Program ini direncanakan terus berjalan sepanjang tahun untuk memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan maksimal. (Adv/diskominfo_ktm)






