Opini : Transaksi Gagasan, Masyarakat Kutai Timur Punya Suara

Berita3.net, Sangatta – Setelah mencermati kondisi sosial dan moral bangsa yang masih sangat memprihatinkan seperti maraknya korupsi, narkoba, perjudian, dan segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, pendangkalan aqidah, lemahnya penegakan hukum, hilangnya keteladanan, meningkatnya kemiskinan, dan pengangguran, serta rendahnya mutu pendidikan, maka dari hati yang paling tulus dan dimotivasi tanggungjawab terhadap sang maha pencipta dan segala bentuk pertanggungjawaban sebagai manusia yang tercerahkan melihat ironi di negeri sendiri.

Pertama dimulai dengan sistem politik seolah-olah terbuka, tapi pada dasarnya hanya membolehkan pemain-pemain yang memiliki modal dan kekuasaan, sedangkan partisipasi politik langsung tetap dipagari. Sistem demokrasi dipolakan persis dengan demokrasi liberal di barat, dimana hanya sekedar instrument stabilisasi bagi kepentingan pemilik modal.

Melihat kondisi kutai timur yang sebentar lagi merayakan sebuah puncak pesta kontestasi demokrasi di kutai timur lagi-lagi masyarakat dihadapkan dengan senyuman dan terpaan janji-janji manis yang diberikan di seluruh masyarakat kutai timur.

Hari ini masyarakat kutai timur bukan generasi yang pola berpikirnya konservatif “bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, bahkan tradisi tanpa memperhatikan kemajuan kedepan seperti apa yang dicita-citakan masyarakat”, katakanlah seluruh elemen masyarakat meninggalkan pola berpikir konservatif dengan melihat kejadian yang membuat hampir seluruh masyarakat kutai timur kecewa dengan kejadian Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menimpa kasus Bupati Kutai Timur beberapa minggu yang lalu. Secara tidak langsung ini adalah sebuah kejadian pembelajaran untuk masyarakat kutai timur bagaimana memilih calon pemimpin yang betul-betul jujur dalam menjalankan sebuah tanggungjawab sebagai pemimpin sehingga memperhatikan kondisi-kondisi masyarakatnya.

Masyarakat Kutai Timur dituntut harus cerdas agar tidak sembarangan menentukan calon pemimpin yang devisit moral dalam semua aspek kehidupan untuk membangun Kutai Timur lebih baik lagi kedepan. Dengan sumber daya alam yang melimpah yang ada di Kutai Timur calon pemimpin berikutnya di tantang dalam persoalan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dengan memperhatikan sumber daya manusianya (SDM) baik dibidang Pendidikan Tingkat Bawah, Menengah, Kejuruan, bahkan Perguruan Tinggi yg ada di Kutai Timur seperti Kampus (STIE Nusantara, STAI Sangatta, dan STIPER Kutai Timur) yang memang beberapa perguruan tinggi dijadikan sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk dipersiapkan yang nantinya mampu membangun daerahnya sendiri, perihal sektor pendidikan adalah sesuatu yang penting dalam berkehidupan berbangsa/bernegara sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkopeten didalam bidang keahliannya.

Dilihat dari 18 kecamatan yang ada di daerah Kutai Timur, calon kontestasi harus memiliki pemetaan potensial sumber daya alam yang mumpuni untuk kesejahteraan rakyat bukannya malah sebaliknya dan jika memang ada yang seperti itu mari sama-sama seluruh Masyarakat Kutai Timur menggunakan hak pilih sebagai media bertransaksi ide/gagasan untuk menguji dan menilai calon pemimpin sejauh mana niat membangun suatu daerah, tentu dengan penilaian yang objektif dan rasional serta menghilangkan paradigma *Money Politik.*

Hilangnya moralitas politik melahirkan sikap perlawanan dari masyarakat, atau minimal masyarakat akan menghukum si politisi atau partai politiknya pada saat pemilihan umum. Dan realitas hari ini memperlihatkan kondisi masa transisi _New Normal_ memaksa masyarakat hidup dengan memulai perekonomian dan lapangan pekerjaan yang begitu sulit kondisi ini adalah kondisi yang kemudian diciptakan para elit politik merombak stigma berpikir masyarakat menjadi pragmatis.

Tentu kemudian tulisan ini mulai menampakan kemana arah tujuan nya? Kembali lagi kita melihat pesta demokrasi yang menjadi pesta rakyat hari ini jangan sampai hanya menjadi politisasi mengumbar janji-janji membangun tetapi pada dasarnya hanya seperti dongeng tidur untuk rakyat.

Oleh : Randi (Ketua Umum Himpunan Pelajar Mahasiswa Kutai Timur Cabang Sangatta)

*Opini ini merupakan tanggung jawab pembuat opini*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *